PONDASI KAKI GABUNGAN
Pondasi telapak/pondasi kaki tersendiri dengan bentuk persegi atau
bujur sangkar adalah paling ekonomis dan cocok untuk mendukung kolom
bangunan yang berdiri sendiri.
Tetapi jika jarak antara 2 kolom terlalu dekat, maka akan lebih praktis
dan lebih baik untuk menggabung kedua pondasi kaki masing-masing
kolom bangunan.
Juga bila letak kolom bangunan dekat ( mepet ) sampai batas tanah
yang dimiliki, seperti pada bangunan "Rumah-toko" ("Rumah-toko"ialah
bangunan bertingkat yang lantai dasarnya untuk usaha toko, sedangkan lantai
atas untuk tempat tinggal keluarga ) di daerah pertokoan/pusat kota, karena
harga tanah yang mahal, maka rumah dibangun bertingkat dan selebar
mungkin sampai batas tanah seluruhnya, pada keadaan ini ruangan yang
tersedia tidak cukup untuk membuat pondasi telapak yang sentris untuk
mendukung masing-masing kolom bangunan, sehingga harus dibuat
pondasi gabungan.
Pondasi kaki gabungan biasanya berbentuk :
- Persegi panjang.
- Trapesium.
- Strap-footing.
Beban pada dua kolom digabung, dan diatur agar resultante R bekerja melalui
pusat pondasi kaki gabungan.
Pondasi kaki gabungan dengan bentuk persegi panjang digunakan jika
kolom bangunan dengan beban yang agak kecil ruangnya terbatas.
P1 dan P2 adalah beban vertikal pada kolom bangunan.
P1 < P2 dan jarak antara b.
Jarak a1 tertentu/terbatas, sedangkan a2 bebas.
Untuk menentukan dimensi pondasi :
- Resultante R = P1 + P2
garis kerja R melalui pusat pondasi o
- Dari ∑ Mα = 0
P2 . b = R . c
c = (1/R) (P2 . b)
- Panjang pondasi kaki gabungan L.
L = 2 (a1 + c)
- Jika pondasi ditentukandaya dukung tanah yang diizinkan p netto, maka luas
pondasi yang di perlukan :
- Lebar pondasi :
Agar didapat ukuran pondasi persegi panjang yang baik, maka diusahakan :
a1 ≤ B; a2 ≤ B dan a2 ≤ (1/2) b.
Pondasi kaki gabungan dengan bentuk trapesium digunakan bila
ruangan di sebelah kolom dengan beban besar terbatas, sehingga bentuk
persegi panjang tak dapat digunakan karena batas tanah, maka pondasi di
bawah kolom tersebut diperlebar dan menjadi pondasi bentuk trapesium.
P1 dan P2 adalah beban vertikkal pada kolom bangunan dan P1 < P2 dengan
jarak b.
a1 terbatas, a2 juga terbatas.
Jadi panjang pondasi L = a1 + a2 + b.
Untuk menentukan dimensi pondasi :
- Resultante R = P1 + P2
garis kerja R melalui pusat ppondasi o.
- Dari ∑ Mß = 0
P1 . b = R . d
d = (1/R) (P1 . b).
- Jarak garis kerja R dari sisi pondasi B2.
x = d + a2
- Bila daya dukung tanah Pn1, maka luas pondasi yang diperlukan.
Dari analisa bentuk trapesium.
a. Luas A = (1/2) (B1 + B2) (L)
Jadi B1 + B2 =
2A
L
b. Titik berat trapesium.
Untuk memudahkan hitungan letak titik berat trapesium, maka
bentuk trapesium dibagi menjadi segi 4 dan segi 3.
Luas segi 4: A1 = B1 . L.
Luas segi 3: A2 = (1/2) (B2-B1) (L).
A . x. = B.L.(1/2)L + (1/2) (B1-B2) (L) (L/3)
x . (1/2) (B1+B2) (L) = (1/6) (L)² (2B1 + B1).
x | = | (1/3)L. | 2B1 + B2 |
B1 + B2 |
Dari persamaan (3) dan (4), dapat dihitung lebar pondasi B1 dan B2.
Bentuk pondasi "strap-footing" terbentuk pada 2 buah kolom bangunan
dengan pondasi kaki tersendiri yang dihubungkan dengan balok penghubung
("strap-beam"), sehingga kedua pondasi bekerja bersama-sama sebagai
suatu pondasi gabungan, untuk itu balok penghubungnya harus cukup kuat
memikul momen yang terjadi.
"Strap-footing" biasa digunakan pada lapisan tanah yang relatif padat
dengan daya dukung tanah yang cukup besar, sehingga luas pondasi yang
diperlukan (R/Pⁿ) agak kecil. Bila digunakan pondasi gabungan bentuk
persegi panjang, lebar plat pondasi (B) menjadi sangat kecil, dan bentuk
pondasi menjadi jalur plat sempit mirip balok saja, dan pada bentuk ini akan
timbul momen yang besar, sehingga lebih ekonomis menggunakan pondasi
bentuk "strap-footing".
P¹ dan P² adalah beban pada kolom bangunan.
Luas pondasi : A1 = B1 . B1.
A2 = B2 . L.
Kedua kaki pondasi dihubungkan dengan balok yang kuat sehingga dapat
membentuk suatu kesatuan konstruksi pondasi gabungan dengan garis.
kerja resultante R akan melalui titik pusat berat gabungan 2 kaki tersebut,
dengan demikian desakan yang terjadi di bawah kedua kaki pondasi akan
terbagi rata.
- Resultante R = P1 + P2
Letak garis kerja R didapat ∑ Mp1 = 0
R . c = P2 . b
c = (1/R) (P2 . b)
- Karena desakan pada kedua kaki sama, maka dari keseimbangan
statis momen.
A . c = A2 . b
- Luas pondasi seluruhnya
A = A1 + A2
- Bila daya dukung tanah yang diizinkan Pn.
- Dengan cara "trial" , dan biasanya panjang kaki pondasi L ditentukan
dulu, maka akan dapat dihitung B1 dan B2.
Author : Ir.RUDY GUNAWAN